Rabu, 24 Juni 2009

15. Nutrisi dan Menopause

NUTRISI dan MENOPAUSE

by Jill Shuman, MS, RD, ELS

clip_image001

Penderita Menopause harus mengkonsumsi makanan sehat

Proses menjadi tua berkaitan dengan sejumlah perubahan hormon dan fungsi fisiologi dan beberapa diantaranya berkaitan dengan faktor gender. Pada wanita, salah satu perubahan hormon yang dramatik adalah menurunnya produksi estrogen secara menyolok. Pada masa kehidupan ini diperlukan beberapa bahan nutrien khusus.

Saat menopause terjadi proses berhentinya haid yang diawali 1 – 3 tahun sebelumnya. Selama itu, wanita akan mengalami penurunan jumlah haid dan akhirnya berhenti disamping terjadinya perubahan komposisi tubuh, densitas tulang dan fisiologi jantung.

Meski saat ini para peneliti sedang mengawali penelitian tentang keperluan nutrisi khusus bagi wanita menopause, secara umum dipercaya bahwa diet yang kaya dengan buah, sayur, bijian dan kalsium serta rendah lemak, alkohol, kalori dan caffein merupakan sesuatu yang harus menjadi pilihan utama bagi wanita setengah baya. Pada saat menopause kadar estrogen menurun dan hal ini akan mepermudah hilanngnya kalsium tubuh. Peningkatan asupan kalsium dan olahraga teratur dapaty mencegah terjadinya osteoporosis. Fraktura akibat osteoporosis terjadi pada 50% diatas usia 50 tahun.

Penurunan kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolesterol

Pada tahun 1994, US National Institutes of Health (NIH) Consensus Panel merekomendasikan bahwa semua wanita berusia diatas 40 tahun harus mengkonsumsi 1200 mg kalsium per hari dan mereka yang tidak sedang dalam pemberian estrogen harus mengkonsumsi kalsium sebesar 1500 mg perhari. Selain itu disarankan agar membatasi konsumsi ‘softdrink’ oleh karena tingginya kadar fosfor yang mempercepat osteoporosis.

Sebelum menopause, estrogen melindungi dinding arteri dari timbunan lemak dan kolesterol dengan meningkatkan kadar HDL (high density liporotein) dan menurunkan kadar LDL (low density lipoprotein). Pada masa menopause, kadar estrogen sangat menurun sehingga perlindungan tersebut menghilang dan wanita terancam dengan serangan penyakit jantung sepertihalnya kaum pria.

Untuk mengkompensasi hilangnya perlindungan tersebut, diet pasien harus rendah lemak jenuh dan kolesterol namun harus tinggi karbohidrat yang komplek seperti biji-bijian, buah dan sayur.

Karsinoma payudara, kolon dan paru merupakan resiko penyakit yang dapat diderita oleh pasien menopause. Terdapat sejumlah bukti bahwa diet yang mengandung vitamin antioksidan seperti A,C dan EW serta beta caroten memiliki manfaat perlindungan terhadap penyakit tersebut. Selain itu sejumlah makanan berserat perlu bagi penderita menopause yang sering mengalami sembelit.

Bukti memperlihatkan bahwa sebagian besar wanita menopause yang vegetarian memperlihatkan gejala menopause yang sangat minimal. Diperkirakan bahwa diet vegetarian mengandung banyak estrogen terutama yang berasal dari kedelai dan ini membantu mengatur fluktuasi hormon selama menopause.

Menopause terkait dengan berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya cadangan lemak yang beresiko tinggi terhadap penyakit jantung. Untuk mempertahankan berat badan, pasien menopause harus menurunkan asupan kalori sebesar 10 – 15% dan meningkatkan aktivitas fisik.

Caffeine meningkatkan jumlah dan intensitas ‘hot flush’ dan osteoporosis, meningkatkan kadar kolesterol sehingga disarankan agar dihindari. Meskipun dikatakan bahwa alkohol memiliki efek yang baik terhadap penyakit jantung, namun nampaknya ini hanya berlaku bagi kaum pria dan bagi kaum wanita alkohol meningkatkan kejadian ‘hot flush’ dan memperberat osteoporosis.

Meskipun menopause merupakan masalah bagi wanita, asupan kalsium yang cukup, pembatasan asupan lemak hewani dan konsumsi buah dan sayuran serta olah raga yang teratur dapat membantu kaum wanita untuk melewati masa-masa menopause dengan baik.

Rujukan :

The North American Menopause Society
http://www.menopause.org

Sumber rujukan lain :

  1. Barrett-Connor E. Epidemiology and the Menopause: a global interview. International Journal of Fertility 1993;38:6-14 (supplement 1).
  2. Margolis A, Greenwood S. Menopausal syndrome. In: Tierney L, McPhee S, Papadakis M, Schroeder S, ed. Current Medical Diagnosis and Treatment. Norwalk, CT: Appleton and Lange;1994:591-2.
  3. Matthews K, Meilahn E, Kuller LH, et al. Menopause and risk factors for coronary heart disease. New England Journal of Medicine, 1989;321:641-6.
  4. The PDR Family Guide to Nutrition and Health. Montrose, NJ: Medical Economics; 1995.
  5. Ravnikar VA. Diet, exercise, and lifestyle in preparation for menopause. Obstetrics and Gynecology Clinics North America. 1993;20:365-78.
  6. Rolfes SR, DeBruyne LK. Life span nutrition: conception through life. St Paul MN: West Publishing Co;1990.